Share :
Facebook
Twitter
WhatsApp

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut 3, Rano Karno, menyarankan pembangunan hunian vertikal sebagai solusi atas masalah keterbatasan lahan dan tekanan inflasi di Jakarta. Rano menjelaskan bahwa pembangunan hunian vertikal dapat dilakukan di atas gedung-gedung milik pemerintah daerah, seperti kantor kecamatan. Dalam konsep ini, kantor kecamatan berada di lantai bawah gedung, sedangkan lantai atasnya diubah menjadi hunian.

“Kita akan menggunakan fasilitas atau lahan-lahan milik pemda. Misalnya tadi dikatakan kecamatan, kelurahan, kita bangun ke atas. Nah itu di bawahnya kantor kecamatan di atasnya lantai dua-tiga bisa jadi pasar, kemudian ke atasnya bisa jadi permukiman. Itulah salah satu solusi, memang bukan satu-satunya solusi tapi harus dimulai kalau tidak kita akan begini-begini saja,” jelas Rano Karno setelah Debat Kedua Pilgub Jakarta 2024 di Ancol, Minggu (27/10/2024).

Baca – Artikel Terkait

Rano Karno

Jenis Hunian Vertikal untuk Semua Segmen

Rano Karno mengungkapkan bahwa hunian vertikal di Jakarta dapat berbentuk berbagai jenis. Mulai dari Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami), kondominium, hingga apartemen. Setiap jenis hunian vertikal ini disesuaikan untuk berbagai golongan masyarakat sesuai daya beli mereka.

Rano menekankan bahwa pemerintah daerah perlu menentukan segmen mana yang membutuhkan hunian vertikal dan menyesuaikan pendekatan pembangunan. “Tentu yang harus diciptakan adalah segmen mana yang harus kita ciptakan. Nah tentu pemerintah daerah harus fokus ke segmen yang memang sanggup untuk membeli hunian ini,” tambahnya.

Hunian Berbasis TOD untuk Menekan Inflasi

Rano Karno menyatakan bahwa pembangunan hunian vertikal yang terintegrasi dengan transportasi massal atau konsep Transit-Oriented Development (TOD) adalah cara efektif menekan inflasi di Jakarta. Menurut Rano, hunian vertikal membantu mengoptimalkan lahan yang terbatas di Jakarta. Ia menilai bahwa pembangunan rumah tapak tidak akan cukup mengatasi kebutuhan tempat tinggal di wilayah ini karena ketersediaan lahan sangat terbatas.

“Memang Jakarta nggak bisa cara lain kecuali vertikal, itu dulu konsep awal. Kalau kita paksakan dengan bangunan tapak, Jakarta nggak akan pernah selesai menyelesaikan problem soal hunian,” tutup Rano.

Sumber: Detik.com

Compare listings

Compare