Share :
Facebook
Twitter
WhatsApp

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan pentingnya penyediaan tempat tinggal (perumahan) yang layak sebagai bagian utama dalam pembangunan kota yang tahan terhadap risiko perubahan iklim. Hal ini disampaikannya dalam Forum Urbanisasi BRICS ke-4 di Istana Itamaraty, Brasil, pada 23 Juni 2025.

Dalam forum yang dihadiri oleh 72 delegasi dari negara-negara Global South, AHY menekankan bahwa ketahanan kota tidak hanya dibangun lewat proyek infrastruktur semata, tetapi juga melalui peningkatan kualitas tempat tinggal bagi masyarakat.

Baca – Artikel Terkait

perumahan

Infrastruktur Perumahan Saja Tidak Cukup

AHY menyampaikan bahwa fokus pembangunan tak bisa hanya mengandalkan aspek fisik. Ia menegaskan pentingnya pendekatan yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.

“Membangun infrastruktur berkelanjutan itu perlu, tetapi belum cukup. Kita juga harus membangun kesempatan. Dan sedikit investasi yang mampu membuka kesempatan sebesar perumahan,” ujar AHY.

Ia juga menyoroti bahwa tempat tinggal yang layak dapat menjadi benteng awal menghadapi berbagai risiko, baik bencana alam maupun sosial. Selama satu dekade terakhir, lebih dari tujuh juta rumah terdampak bencana, 80 persen di antaranya akibat banjir.

“Setiap atap yang hilang bukan hanya berarti kehilangan tempat tinggal, tapi juga risiko terhadap kesehatan, mata pencaharian, dan pendidikan. Karena itulah adaptasi harus dimulai dari rumah, tempat di mana hari dimulai,” lanjutnya.

Peta Jalan Nasional untuk Hunian Tangguh

Guna menjawab tantangan tersebut, pemerintah sedang menyusun rencana strategis dalam bentuk Peta Jalan Hunian Tangguh Nasional. Peta ini akan mencakup standar bangunan yang tahan bencana, sistem drainase modern, atap yang bisa menampung air hujan, serta elemen hijau seperti sabuk mangrove.

Namun, AHY mengingatkan bahwa kekuatan fisik bangunan belum cukup. Aksesibilitas dan konektivitas lokasi juga harus jadi pertimbangan utama.

Prinsip Transit-Oriented Development

Dalam forum tersebut, AHY mendorong konsep pengembangan kota berbasis transportasi massal. Ini penting agar masyarakat berpenghasilan rendah tetap bisa tinggal dekat dengan pusat pertumbuhan ekonomi.

“Perumahan yang terjangkau harus terhubung dengan pekerjaan, sekolah, dan layanan publik melalui pengembangan berbasis transportasi massal (transit-oriented development). Adaptasi tidak boleh mendorong keluarga ke pinggiran. Adaptasi harus menempatkan mereka di pusat kesempatan,” terang AHY.

Hunian atau Perumahan sebagai Pilar Ketahanan Kota

Sebagai penutup, AHY menegaskan bahwa tempat tinggal bukan hanya bangunan semata, tetapi bagian dari strategi adaptasi perubahan iklim dan instrumen membangun keadilan sosial.

“Perumahan harus menjadi lebih dari sekadar tempat tinggal. Ia harus menjadi garis depan ketahanan kota dan fondasi bagi pertumbuhan yang inklusif,” pungkasnya.

Kunjungi Royal Orchid Syariah untuk perumahan nyaman Anda dan keluarga Anda yang terjaga lingkungan sosialnya.

Compare listings

Compare