Dampak Industri Properti – Akibat memanasnya konflik antara Israel dan Iran, membuat nilai mata uang Rupiah (IDR) menjadi melemah. Dolar Amerika Serikat (USD) terus menguat terhadap Rupiah (IDR), dengan nilai tukar dolar yang bahkan sekarang sudah mencapai Rp 16.136 (14/05/2024). Namun pasti banyak yang ingin mengetahui pengaruh apa yang diberikan untuk industri properti sekarang?
Baca – Artikel Terkait
Industri Properti – Pendapat Joko Suranto (Ketua Umum DPP REI, CEO Buana Kassiti)
Joko Suranto (Ketua Umum DPP REI, CEO Buana Kassiti), berpendapat bahwa akan ada dampak tidak langsung akibat ketidakpastian keadaan nilai mata uang yang sedang terjadi. “Karena adanya ketidakpastian itu, maka (akan ada) kenaikan harga minyak dunia. Bukan karena sumbernya tidak produksi, (ada) banyak tetapi karena rute yang harus diikuti berbeda. Jadi dampak tidak langsungnya akan terasa itu sekitar satu bulanan kalau perangnya itu jadi (semakin parah)”. Lalu apa hubungannya hal tersebut dengan industri properti?
Seperti yang kita ketahui dalam melakukan pembangunan dibutuhkan material operasional untuk produksi. Contohnya seperti bahan bakar alat berat, listrik, transportasi. Oleh karena itu hal ini berdampak pada industri properti. “Suka nggak suka, otomatis pengusaha harus mencari tahu (dan) memikirkan bagaimana kita dalam kondisi sulit itu tetap bisa menekan atau mengelola agar daya beli masyarakat itu juga tidak menjadi mendapatkan kesulitan untuk bisa mengakses untuk pembelian rumahnya,” ucap Joko Suranto.
Dengan keadaan yang seperti ini, developer haru mulai mengambil langkah antisipasi untuk perencanaan jangka panjang dalam menghadapi inflasi yang terjadi. Tentunya keputusan – keputusan strategi yang diambil akan dipertimbangkan sesuai kondisi internal perusahaan sperti cash flow.
Industri Properti – Pendapat Anton Sitorus (Agen Properti Ray White Sukajadi, Konsultan Properti)
“Kalau misalnya terjadi berbulan-bulan developer atau supplier yang berurusan dengan barang-barang impor ini dia akan mulai merasakan kenaikan biaya dengan harga yang meningkat. Cukup nilai tukar dolar-nya yang tinggi gitu ya pengaruhnya seperti ke arah sana,”. “Kalau bursa saham begitu ada kejadian, misalnya serangan Iran ke Israel, bursa saham langsung bergejolak. Kalau bisnis properti nggak secepat itu pengaruhnya. Jadi ada timeline, ada waktu untuk market melihat ini bakal seperti apa sih, seberapa jauh, seberapa lama, seberapa dalam.”.
Anton berpendapat dampak terhadap sektor properti tidak akan langsung dengan cepat terjadi, kenaikan harga dampaknya cukup lama untuk sebuah proyek. Karena biasa sudah ada kontrak terdahulu untuk perencanaan pembelian bahan – bahan dari supplier oleh kontraktor dan developer properti. Bila terjadi perubahan harga sementara di tengah jalan pembangunan, maka tidak terlalu berpengaruh untuk proyek pembangunan.
Lihat Project Kami – Grand Al-Kahfi, Mutiara Serpong, Royal Farm Land
Kesimpulan
Memang akan ada dampak dari nilai USD yang naik menjadi Rp. 16.136 (14/05/2024) ini, akibat bahan operasional yang cenderung naik. Namun sepertinya dampak itu tidak akan menyerang secara langsung untuk industri properti yang sudah dalam proses pembangunan. Tapi developer disarankan untuk tetap waspada dan menyiapkan rencana antisipasi untuk menghadapi momen semacam ini.