Penjualan lahan industri di wilayah Jabodetabek mengalami golden era lonjakan signifikan pada kuartal II 2024. Tercatat, sebanyak 182,90 hektare lahan industri terjual, menunjukkan peningkatan sebesar 184% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada kuartal I 2024, penjualan lahan industri hanya mencapai sekitar 64,41 hektare.
Baca – Artikel Terkait
Permintaan Tinggi dari Perusahaan Asing
Total transaksi lahan industri yang tercatat hingga semester pertama 2024 mencapai 247 hektare dan diprediksi akan terus meningkat hingga akhir tahun. Peningkatan ini dipicu oleh tingginya permintaan, terutama dari perusahaan asing yang berencana membangun pabrik di Indonesia.
Sektor Otomotif Mendominasi Permintaan
Direktur Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo, mengungkapkan bahwa sektor yang paling banyak membutuhkan lahan industri di Indonesia adalah sektor otomotif, terutama kendaraan listrik.
“Jadi di kuartal 2 2024 ada peningkatan signifikan untuk permintaan lahan industri yaitu sekitar 184% yang kalau kita lihat lebih dalam memang datang dari sektor otomotif yang terkait dengan kendaraan listrik, ini mendominasi penjualan sekitar 70% dari transaksi lahan di semester pertama 2024. Jadi kalau kita lihat, masih banyak permintaan aktif khususnya dari perusahaan asing yang berencana untuk mendirikan pabrik di Indonesia,” ujarnya dalam virtual press conference Marketbeat Q2 2024: Unveiling Greater Jakarta’s Retail Landscape, Kamis (25/7/2024).
Proyeksi Pasokan Lahan Industri
Lebih lanjut, Arief menjelaskan bahwa pada kuartal II 2024 tidak ada penambahan lahan industri baru. Namun, ia memperkirakan bahwa total pasokan lahan industri di Jabodetabek akan bertambah hingga 150 hektare sampai akhir tahun ini.
“Di kuartal II 2024 ini memang tidak ada pasokan baru dan memang itu masih datang dari kuartal pertama 2024 sebanyak 60 hektare dan diperkirakan pasokan ini akan masih tetap tumbuh menjadi sekitar 150 hektare sampai akhir tahun ini. Dan ini kita perkirakan akan datang dari kawasan industri koridor timur, baik itu Bekasi, Karawang, maupun Subang,” paparnya.
Golden Potensi Investor Asing
Arief juga memprediksi bahwa beberapa investor asing yang akan mencari lahan industri di Jabodetabek. Yaitu yang berasal dari sektor otomotif, e-commerce, logistik, hingga pusat data.
“Untuk bisnisnya masih berkaitan dengan kendaraan mobil listrik, kemudian juga e-commerce, data center, beberapa logistik. Hal itu masih cukup aktif untuk mencari lahan industri di Jabodetabek,” pungkasnya.
Reference: Detik -> detikproperti
Peluang di Golden Era Sektor Properti Syariah
Lonjakan permintaan lahan industri ini membuka peluang besar di sektor properti syariah. Dengan meningkatnya investasi dari perusahaan asing. Yaitu terutama di sektor otomotif, e-commerce, logistik, dan pusat data, ada potensi besar untuk mengembangkan properti syariah yang memenuhi kebutuhan ini.
Properti syariah menawarkan keuntungan seperti kepastian hukum dan transparansi dalam transaksi, yang sangat penting bagi investor asing. Selain itu, properti syariah bebas dari riba dan praktik spekulasi, membuatnya lebih menarik bagi investor yang mencari stabilitas dan kepastian.
Dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Maka properti syariah dapat menjadi pilihan yang lebih aman dan etis bagi perusahaan yang ingin mendirikan fasilitas industri di Indonesia. Hal ini tidak hanya akan mendukung pertumbuhan ekonomi tetapi juga memastikan bahwa investasi dilakukan dengan cara yang berkelanjutan dan berkeadilan.