Dalam kehidupan sehari-hari, baik di dunia nyata maupun maya, kita sering dihadapkan pada berbagai peristiwa yang menarik perhatian. Setiap kejadian memunculkan respons yang berbeda dari setiap individu. Sebagai seorang Muslim, penting bagi kita untuk memahami kapan harus memberikan tanggapan dan kapan lebih baik diam. Ustadz Salim A. Fillah mengajarkan bahwa sikap kita dalam menyikapi berbagai hal dapat menjadi jalan menuju surga.
Baca – Artikel Terkait

Pentingnya Memilah Informasi
Di era digital, arus informasi begitu deras. Setiap hari, kita disuguhkan dengan berbagai berita, opini, dan komentar yang sering kali memicu emosi. Dalam Islam, memilah informasi sebelum memberikan tanggapan adalah bentuk kebijaksanaan. Allah berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 6:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya…”
Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu memastikan kebenaran suatu informasi sebelum bereaksi. Kesalahan dalam memberikan respon bisa berakibat buruk, baik di dunia maupun di akhirat.
Menjaga Lisan dan Jari dalam Memberi Tanggapan
Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal ini berlaku tidak hanya dalam percakapan langsung, tetapi juga dalam aktivitas di dunia maya. Menjaga lisan dan jari saat menulis komentar atau memberikan pendapat di media sosial adalah bentuk ketakwaan. Diam dalam situasi tertentu bukan berarti lemah, melainkan menunjukkan kedewasaan dan kebijaksanaan.
Menghindari Perdebatan yang Tidak Bermanfaat
Media sosial sering kali menjadi tempat perdebatan yang tiada ujung. Ustadz Salim A. Fillah mengingatkan bahwa tidak semua perdebatan perlu diikuti. Rasulullah SAW bersabda:
“Aku menjamin sebuah rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan, walaupun ia benar.” (HR. Abu Dawud)
Menghindari perdebatan yang tidak bermanfaat adalah salah satu cara menjaga hati dan menghindarkan diri dari dosa lisan. Jika suatu diskusi berpotensi menimbulkan kebencian atau fitnah, lebih baik kita memilih untuk tidak terlibat.
Menyebarkan Tanggapan dengan Bijak
Sebagai seorang Muslim, kita dianjurkan untuk menyebarkan kebaikan dan dakwah. Namun, cara kita menyampaikan sesuatu juga harus diperhatikan. Ustadz Salim A. Fillah mengajarkan bahwa nasihat yang disampaikan dengan lemah lembut akan lebih mudah diterima. Firman Allah dalam Surah An-Nahl ayat 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.”
Menggunakan kata-kata yang santun, penuh hikmah, dan tidak menyakiti perasaan orang lain adalah kunci dalam berdakwah, baik di dunia nyata maupun maya.
Kunjungi Royal Orchid Villa untuk perumahan Islami di Cimahi dengan tetangga yang terjaga lisannya dalam menanggapi suatu hal, lingkungan dengan tetangga yang baik dan dekat dengan agama.
Kesimpulan
Dalam kehidupan ini, baik di dunia nyata maupun dunia maya, kita selalu dihadapkan pada pilihan untuk memberikan tanggapan atau diam. Memilih diam dalam situasi tertentu bukanlah kelemahan, melainkan tanda kebijaksanaan dan kematangan iman. Sebaliknya, jika harus berbicara atau menulis, maka pastikan hal tersebut membawa manfaat dan kebaikan. Dengan demikian, sikap kita dalam menyikapi berbagai hal akan menjadi salah satu jalan menuju surga.