Ibu Kota Jawa Barat – Rumor perpindahan Ibu Kota Jawa Barat tengah mencuat dan menjadi perbincangan hangat publik. Isu tersebut menyeruak setelah dikatakan bahwa perpindahan Ibu Kota telah lama menjadi bocoran dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Mengikuti isu tersebut, ketiga wilayah yang digadang-gadang berpotensi menggantikan peranan Kota Bandung diantaranya ada Tegalluar, Kertajati, serta Walini.
Lalu mengapa ketiga wilayah ini dianggap sebagai opsi terbaik perpindahan Ibu Kota Jawa Barat, ya? Kali ini kita akan bahas salah satu opsi wilayah dengan potensi terkuat, yaitu Tegalluar.
Menurut direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi, Tegalluar turut menjadi opsi karena ia merupakan wilayah yang akan menjadi salah satu stasiun pemberhentian Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Artinya, jika diteropong dari segi alternatif transportasi memang menjanjikan.
Secara demografi mungkin berada di luar kota, namun sebelumnya pun Tegalluar turut menjadi Kabupaten atau daerah penyangga Kota Bandung, yaitu Ibu Kota Jawa Barat saat ini.
Ridwan Kamil Menanggapi Isu Perpindahan Ibu Kota Jawa Barat
Berdasarkan informasi terbaru dan kesempatan yang berbeda, Gubernur Jabar yang kerap disapa Kang Emil ini kembali memberikan respon mengenai rumor tersebut.
Faktanya, orang nomor 1 di Jawa Barat ini secara tegas menepis isu perpindahan Ibu Kota Jawa Barat. Lebih jelas lagi, ia mengatakan bahwa yang direncanakan tersebut bukan memindahkan Ibu Kota, melainkan penyatuan pusat pemerintahannya saja.
Ia juga menekankan bahwa studi sebelumnya yang dilakukan adalah studi pusat pemerintahan, dan bukan studi tentang perpindahan Ibu Kota.
Jadi, Kang Emil menegaskan bahwa ibu kota akan tetap berada di Bandung. Dan soal penyatuan pusat pemerintahan, itupun masih menjadi wacana. Di sini sebutan ‘penyatuan’ dengan ‘perpindahan’ jelas memiliki makna berbeda.
Kalau soal wacana penyatuan, memang pusat pemerintahan direncanakan akan berkumpul di tiga kawasan tersebut (Tegalluar, Kertajati, dan Walini).
Untuk menjadi pusat pemerintahan yang baru, ketiga wilayah tersebut dipandang berpotensi karena akan ada jalur transportasi teranyar serta berbagai pembangunan baru lainnya, termasuk sektor properti. Selain itu, akan mendukung secara politik dan bertumbuh dari segi ekonomi.